Fakta tentang Ambalat

Kasus Ambalat membuat semua orang Indonesia emosi. Hal itu memang sudah sepatutnya sebagai warga negara yang mencintai negerinya. *tsaaaaaaaah*
Tetapi menurut saya, penting juga untuk kita memahami persoalan Ambalat itu, makanya saya ngulik-ngulik berita tentang Ambalat trus saya repost disini. Siapa tau ada yang pengen tau juga 

Baiklaaaaaaaah, kita mulai dengan fakta-fakta.

Fakta pertama:
Ambalat merupakan offshore area dan bukan merupakan sebuah pulau. Banyak orang memiliki persepsi yang salah dan menyebut ambalat sebagai “Pulau Ambalat”. Memandang Ambalat sebagai sebuah pulau tentu memberi konsekuensi legal yang sangat berbeda. Dalam konsep kedaulatan, dikenal istilah kedaulatan penuh (sovereignty) dan hak untuk berdaulat (sovereign rights). Kedaulatan penuh berlaku terhadap wilayah darat (termasuk pulau) dan wilayah perairan pedalaman (atau perairan kepulauan, untuk kasus Indonesia) dan laut teritorial. Jika Ambalat dianggap pulau oleh sebagian orang, artinya mereka berpikir bahwa pada Ambalat berlaku kedaulatan penuh. Ini berarti bahwa jika sebagain orang menganggap Ambalat adalah milik Indonesia, Malaysia akan dianggap merebut kedaulatan penuh tersebut dan wajar jika ‘perang’ dan ‘ganyang’ adalah jawabannya. Sekali lagi, Ambalat bukanlah pulau melainkan wilayah dasar laut yang diduga (dengan data) mengandung cadangan minyak dan gas bumi.Dengan kata lain, berbicara tentang Ambalat, berarti berbicara tentang wilayah dasar laut/seabed. Melihat jaraknya dari pulau Kalimantan (Borneo), Ambalat berada pada Zona Ekonomi Eksklusif kedua negara atau bahkan Landas Kontinen, karena berkaitan dengan dasar laut.

Fakta kedua:
Malaysia mulai mempermasalahkan status Ambalat setelah berhasil menang atas Indonesia untuk kasus Sipadan–Ligitan di mahkamah internasional (International Court of Justice/ICJ) tahun 2002. Berhubung letak Ambalat dekat dengan dua pulau ini, Malaysia semakin gencar mengklaim Ambalat yang dia beri nama blok ND6 dan ND7. Sebenarnya letak Ambalat memang sudah ada di peta Malaysia tahun 1979, tetapi peta ini mengundang banyak kontroversi karena banyak negara tetangga yang protes dan menolak peta ini, karena peta ini memuat area negara–negara tetangga. Indonesia mengirim surat protesnya pada Febuari 1980, yang diikuti oleh Philippines, China, Singapore, Thailand, Vietnam, Thailand, dan juga UK yang mewakili Brunei.

Fakta ketiga:
Permasalahan Ambalat menjadi panas ketika perusahaan nasional minyak Malaysia, Petronas memberi licenses untuk eksplorasi di dua bloknya, ND6 dan ND7 kepada Royal Dutch/Shell Group pada 16 Febuari 2005. Kedua blok ini tumpang tindih (overlap) dengan area Indonesia – blok Ambalat dan Ambalat Timur yang di-licensed kepada ENI dan Unocal pada Desember 2004.

Fakta keempat:
Dalam menganalisa kasus Ambalat dengan seksama, maka sangatlah penting untuk mempelajari sejarah perkembangan perbatasan Indonesia – Malaysia. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah kolonial Inggris dan Belanda di Borneo. Hal penting yang harus dipelajari adalah “Konvensi 1891” antara Inggris dan Belanda dalam membagi Borneo menjadi dua: daerah utara dibawah kontrol Inggris, dan daerah selatan dibawah kekuasaan Belanda. Sejak era kemenangan, Malaysia telah menjadi pewaris dari Inggris, dan Indonesia menjadi pewaris dari Belanda. Sehingga, untuk menentukan garis batas, kedua negara harus melihat kembali ke “Konvensi 1891.” Investigasi secara intensif perlu dilakukan dalam memutuskan apakah konvensi tersebut menjelaskan tentang kepemilikan Ambalat. Tetapi kelihatannya, konvensi tersebut tidak bisa menolong dalam menyelesaikan kasus ini, karena konvensi 1891 tidak mengandung kepemilikan Ambalat di dalamnya. Konvensi 1891 hanya menyebutkan bahwa Inggris dan Belanda setuju untuk mengakui garis batas sampai di pesisir timur (east coast) Borneo.

Fakta kelima:
ENI SpA, perusahaan minyak terbesar di Italia, pada April 2009, menemukan cadangan minyak (oil reserves) baru di blok Ambalat dan dapat memulai produksi minyaknya tahun depan. Menurut hasil yang ditemukan, ENI dapat memproduksi 30.000 hingga 40.000 barel minyak per hari.

Fakta keenam:
Menurut pemerintah Indonesia blok Ambalat memiliki cadangan minyak diantara 100 juta hingga 1 miliar barel minyak dengan potensi untuk dieksploitasi dalam 30 tahun. Dengan menurunnya produksi minyak di Indonesia yang membuat Indonesia harus mengundurkan diri dari OPEC pada September 2008, membuat blok Ambalat semakin naik nilainya. Terlebih lagi, Indonesia dan Malaysia sama–sama sedang mengantisipasi kenaikan yang signifikan dalam konsumsi domestik untuk minyak mentah sejalan dengan strategi energy intensive growth dan usaha–usaha industrialisasi dari kedua belah pihak.

sumbernya saya ambil dari
http://www.kaltimpost.web.id/index.php?mib=berita.detail&id=26510
http://madeandi.wordpress.com/2005/05/18/rapuhnya-batas-wilayah-negara-kepulauan-indonesia-refleksi-masyarakat-kita-untuk-ambalat/


41 thoughts on “Fakta tentang Ambalat

  1. Tungguuuuuuu!Aku mau selametin pria2 ganteng dulu. Kek miler, ashraf, dan davin. Klo tengku fakhry, terserah kalian lah, dia mau diapain aja sama kalian, aku rela.

  2. Terimakasih malaysia,karenamu kami jadi ngeh tentang sipadan-ligitan,ambalat,angklung,reog,batik,nasi goreng,manohara,dan para tkw yang nasibnya lebih menderita dibanding manohara itu adalah bagian dari kami..terima kasih..

  3. @ beeglayNah, itu masalahnya. Gara2 niat mau ngelola jdi muncul klaim sepihak. Padahal kontrak indonesia dgn unocal kan udh dilakukan lbh dlu pda tahun 2004.

  4. kita adalah bangsa yang selalu mengalah bukan berarti kalahhiks hikskasihan nasibmu nak indonesiasama malaysia ajah…..ini namanya guru kencing berdirimurid ngencingi guru 😦

  5. mreka bilang kita negara budak alias tekawe gara² banyak banget ngimpor babu kesono..lah dia tuh hobi nyiksa orang,gaji ga dibayar,apa lagi ngaku² yg bukan milik dia..dasar MALING SIA!!

  6. Betol, makin memanas stlh tau ada minyaknya. Tp bkan indonesia ga aware. Indonesia lbh dlu membuat kontrak pengelolaan dgn ENI dan UNOCAL kok. Bahkan pertamina jga udah ngendon dluan disana.Malaysia menganggap ambalat sbg wilayahnya setelah sipadan dan ligitan jdi wilayah mrk. Ada indikasi, mrka bkn mau merebut, tp menginginkan pengelolaan bersama.*hasil tanya sanasini*

Leave a reply to (ˇ·.★Nana★.·ˇ) ˋ Cancel reply